Pamekasan – Ratusan manuskrip bersejarah di Pamekasan terancam rusak. Kondisi sebagian manuskrip yang terdata di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Pamekasan memprihatinkan, dengan sampul yang rusak, bagian pinggir kertas dimakan rayap, dan kerusakan lainnya.
Kepala Bidang Pengembangan Budaya Baca dan Pelestarian Pustaka DPK Pamekasan, Hairul Anwar, mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa memfasilitasi pengadaan sampul portable untuk manuskrip tahun ini. Fokus DPK Pamekasan saat ini tertuju pada study tour mengenai pembuatan kulit manuskrip yang lebih tahan lama.
"Sekitar 5 persen manuskrip mengalami kerusakan. Tahun ini kami intensif mengikuti pembinaan terkait pemeliharaan manuskrip, termasuk study tour tentang pembuatan sampul portable," jelas Hairul, Selasa (20/8/2024).
Meskipun belum bisa memberikan fasilitas pemeliharaan, DPK Pamekasan tetap memberikan penyuluhan kepada pemilik manuskrip mengenai cara perawatan yang tepat. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, termasuk tata cara penyimpanan yang benar.
Hairul menyebutkan bahwa pihaknya akan mengupayakan pengadaan sampul portable untuk manuskrip pada tahun depan. Namun, hal ini masih bergantung pada ketersediaan anggaran.
"Tahun depan rencananya bisa memberikan sampul portable untuk manuskrip yang sudah terdata. Pengadaannya sebenarnya tidak terlalu mahal, tapi bahannya cukup sulit dicari," ungkapnya.
Minimnya anggaran yang dialokasikan untuk DPK Pamekasan menjadi kendala utama. Tahun ini, DPK Pamekasan hanya mendapat anggaran Rp30 juta yang hanya cukup untuk kegiatan pendataan, rapat, dan study tour.
Kondisi ini menjadi sorotan mengingat pentingnya manuskrip sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan. Harapannya, tahun depan DPK Pamekasan dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pengadaan sampul portable dan upaya pelestarian manuskrip lainnya.