Data terbaru menunjukkan bahwa potensi pertanian di Kabupaten Sumenep, Madura, ternyata hanya terpusat di beberapa kecamatan saja. Hal ini terungkap dari sensus pertanian perorangan tahun 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep.
Berdasarkan data BPS, jumlah unit usaha di sektor pertanian mencapai 249.301, yang terdiri dari 249.256 usaha pertanian perorangan (UTP), 32 perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB), dan 13 usaha pertanian lainnya (UTL). Dari jumlah tersebut, Kecamatan Batang-Batang menjadi wilayah dengan UTP terbanyak, mencapai 16.882 unit.
Jumlah petani pengguna lahan pertanian di Sumenep tercatat sebanyak 227.430, sementara jumlah petani garam mencapai 187.800.
Meskipun demikian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Chainur Rasyid, mengakui bahwa sektor pertanian di Sumenep masih membutuhkan banyak pembenahan.
"Semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait harus terlibat, karena ini bukan hanya masalah pertanian, tapi juga infrastruktur dan lainnya," tegas Chainur.
Untuk meningkatkan stabilitas lahan, program irigasi menjadi salah satu fokus utama. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep, melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air Hendri Hartono, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, akan ada tujuh paket proyek rehabilitasi jaringan irigasi.
"Rehabilitasi ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi bendung, saluran irigasi, dan bangunan pendukung, agar dapat meningkatkan suplai air irigasi lahan pertanian," jelas Hendri.
Namun, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Juhari, menilai bahwa sektor pertanian di Sumenep masih belum maksimal, termasuk dalam hal perhatian dari pemerintah.
"Petani masih menghadapi banyak kesulitan, bahkan untuk mendapatkan pupuk saja masih sulit," ungkap Juhari.
Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pertanian di Sumenep belum tergarap secara optimal. Perlu adanya upaya serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan sektor pertanian di daerah ini, agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.