Sumenep, Madura Post – Gamelan, musik tradisional khas keraton, kini bukan lagi privilese kalangan istana. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berinisiatif melestarikan seni karawitan dengan cara unik: menjadikan seni tersebut sebagai ajang kompetisi bagi siswa sekolah dasar sederajat. Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Sumenep dalam menjaga kelangsungan beragam seni dan budaya di wilayah ujung timur Madura.
Suara merdu gamelan kuningan mengalun merdu di Museum Keraton Sumenep, dimainkan oleh anak-anak muda. Dulu, gamelan merupakan bagian eksklusif dari seni karawitan keraton, tersembunyi di balik tembok istana, jauh dari jangkauan masyarakat umum. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, menjelaskan bahwa akses terbatas pada seni dan budaya tersebut dipengaruhi oleh sistem pemerintahan kerajaan yang kaku.
Namun, sejak menjabat, Fauzi memberikan akses seluas-luasnya untuk merawat warisan budaya berabad-abad ini. Gamelan kini telah masuk ke sekolah-sekolah sebagai ekstrakurikuler, sering ditampilkan dalam acara-acara penting di Sumenep, termasuk peringatan Hari Pendidikan Nasional. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan apresiasi seni karawitan di kalangan generasi muda.
"Kami terus memberikan kesempatan bagi pelestarian dan perawatan kebudayaan dan kesenian," ujar Fauzi. Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Sumenep selalu terbuka terhadap kreativitas masyarakat, baik di bidang kesenian maupun sektor lainnya. Dengan demikian, seni karawitan bukan hanya dilestarikan, tetapi juga dihidupkan kembali melalui partisipasi aktif generasi muda Sumenep.